Ilmuwan Gali Lebih Dalam Planet Mars untuk Temukan Ancaman Bagi Para Astronot

 

Memang benar ada klaim bahwa Mars memiliki kehidupan seperti Bumi, tetapi itu tidak berarti para astronot akan berani menjelajahi planet ini di masa depan.


Penelitian terbaru menunjukkan bahwa mencapai jauh ke permukaan Mars dapat memberikan perlindungan dari radiasi berbahaya dan menyediakan bahan bangunan bagi astronot.


Namun, para ilmuwan harus terlebih dahulu mempelajari ancaman tersebut sebelum astronot dapat meninggalkan Planet Merah atau atmosfer Bumi. Termasuk jumlah sinar kosmik yang jatuh di Mars, terutama partikel sinar kosmik galaksi (GCR).


Menurut NOAA, GCR adalah molekul berenergi tinggi yang pada dasarnya terdiri dari semua elemen yang ada. Mereka berasal dari luar tata surya.


GCR dipancarkan oleh peristiwa luar angkasa yang eksplosif, seperti supernova, dan dapat memantulkan medan magnet (terutama disebut magnetosfer) yang mengelilingi Bumi.


Paparan partikel GCR yang berlebihan dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan manusia, termasuk kanker, katarak, dan kerusakan sistem saraf pusat.


Mars sendiri tidak memiliki medan magnet Bumi yang dilindungi serupa, memungkinkan partikel GCR untuk bebas memasuki atmosfer dan mencapai permukaan bumi. Dengan tidak adanya magnetosfer, atmosfer Mars adalah satu-satunya garis pertahanan terhadap GCR.


Udara planet merah rata-rata hanya 1% padat seperti Bumi di permukaan laut, sehingga pertahanannya juga lemah. Ketika GCR memasuki atmosfer Mars, yang terutama terdiri dari karbon dioksida dan nitrogen, ia kehilangan banyak energi karena ionisasi, yang dapat mencegahnya mencapai permukaan bumi.


Ini sebagian besar tergantung pada ketebalan atmosfer dan tingkat tekanan atmosfer di permukaan.


Para ilmuwan juga menemukan bahwa interaksi antara GCR dan atmosfer juga menghasilkan jenis lain dari radiasi berbahaya yang disebut partikel neutron sekunder. Mereka menemukan bahwa perisai atmosfer yang lebih kuat mengarah pada peningkatan kontribusi neutron sekunder ke permukaan.


Para ilmuwan menggunakan model komputer canggih yang disebut Atmospheric Radiation Simulator (AtRIS) dan data radiasi yang dikumpulkan oleh Curio City Rover NASA untuk mensimulasikan paparan GCR di permukaan Bumi dan batuan. Ukur seberapa dalam ia menembus permukaan planet (dikenal sebagai regolith).


Setelah diluncurkan ke luar angkasa pada Kamis, 28 April, analisis mereka menunjukkan bahwa dosis radiasi efektif untuk regolith mencapai puncaknya sekitar 30 sentimeter (12 inci).


Selain itu, para ilmuwan merekomendasikan perisai regolith 1-1,6 m (3,3-5,5 kaki) untuk perhentian yang aman di Mars. Ini didefinisikan sebagai paparan radiasi tahunan tidak lebih dari 100 mSv.


"Di kawah dalam dengan tekanan permukaan tinggi, ada sedikit tambahan pelindung regolit," kata para ilmuwan.


Memahami bagaimana material Mars dipengaruhi oleh GCR dan peran atmosfer Mars dalam mengubah tingkat radiasi adalah langkah menuju pengembangan fondasi potensial untuk Mars. Studi baru ini diterbitkan Februari lalu di Journal of Geophysical Research: Planets.


"Penelitian kami memiliki potensi untuk mengurangi risiko radiasi ketika merancang habitat Mars masa depan menggunakan bahan permukaan alami sebagai perisai," kata para ilmuwan.